Ads

Saturday, October 6, 2012

Nurseta Satria Karangtirta Jilid 009

◄◄◄◄ Kembali

"Akan tetapi, semua orang percaya akan Sang Hyang Widhi Wasa, semua orang beragama, akan tetapi mengapa begitu banyaknya orang yang mengaku beragama masih melakukan kejahatan, Eyang?"

"Itulah, Nini, yang memprihatinkan. Agama hanya menjadi bahan pemikiran dan perdebatan belaka, hanya sampai dan berhenti di pikiran, tidak menyentuh jiwa. Bukan orang beragama yang melakukan kejahatan, akan tetapi pelaku kejahatan itu adalah seorang penjahat yang mengaku beragama' Kalau dia benar-benar beragama, menaati semua petunjuk agamanya, sudah pasti dia tidak akan melakukan kejahatan karena hal itu dilarang oleh agamanya. Maka, seperti telah kau rasakan sendiri setelah engkau membuka pintu hatimu dan membiarkan Kekuasaan Hyang Widhi memasuki sanubarimu, jiwamu terbimbing dan otomatis nafsu daya rendah akan tetap menjadi peserta dan pelayan. Nah, kurasa sudahi cukup jelas bagimu. Kini sudah tiba saatnya kita berpisah, Puspa Dewi."

"Sekarang, Eyang? Bukankah besok pagi..."

"Tidak, sekarang juga, Nini. Sudah tiba saatnya aku harus pergi. Jaga dirimu baik-baik." Kakek itu lalu bangkit berdiri.

Sebelum Puspa Dewi sempal bicara lagi, Sang Maha Resi Satyadharma berkata, "Selamat tinggal dan selamat berpisah, Nini!"

Dan tiba-tiba ada halimun putih yang menyelimuti tubuhnya sehingga dia tidak tampak lagi. Ketika halimun itu melayang seperti terbawa angin malam, kakek itu sudah tidak berada di situ lagi. Dengan hati terharu Puspa Dewi lalu menyembah penuh khidmat dan berbisik,

"Eyang Guru, selamat jalan dan banyak terima kasih saya haturkan...."

Puspa Dewi menghormati kepergian gurunya itu dengan duduk bersamadhi di situ sampai keesokan harinya. Barulah ia membersihkan badan di pancuran, berganti pakaian lalu membawa buntalan pakaiannya dan meninggalkan guha itu, meninggalkan semua kenangan selama tiga bulan hidup bersama Sang Maha Resi Satyadharma di guha itu.

000000ooooo00000
◄◄◄◄ Kembali

No comments:

Post a Comment