Ads

Monday, November 12, 2012

Nurseta Satria Karangtirta Jilid 036

◄◄◄◄ Kembali

Setelah berkata demikian, dengan sikap tenang namun waspada, Puspa Dewi mendorong Ki Suramenggala dan melangkah keluar dari pendapa istana, kemudian terus menyeberangi alun-alun di antara deretan perajurit yang berkumpul di kanan kiri. Para perajurit itu hanya dapat memandang dengan kagum akan tetapi tidak ada yang berani bergerak. Juga ketika Puspa Dewi yang menodong Ki Suramenggala itu keluar dari pintu gerbang kota kadipaten, tidak ada seorang pun berani menghalanginya. Sebetulnya banyak para perwira dan senopati merasa penasaran karena mereka merasa yakin bahwa apabila mereka diperbolehkan dan maju menyerbu, mustahil gadis itu mampu lolos dari pengeroyokan ratusan, bahkan ribuan orang perajurit! Akan tetapi, tentu saja mereka tidak berani melanggar perintah Resi Bajrasakti tadi. Juga mereka semua merasa ngeri, kalau sampai Ki Suramenggala tewas dan mereka dipersalahkan sebagai penyebabnya, tentu Sang Adipati akan marah sekali dan menghukum mereka. Maka, biarpun di situ berkumpul banyak sekail perajurit, tak seorang pun berani bergerak menghalangi gadis yang keluar dari kota Kadipaten Wengker itu.

Setelah tiba di luar kota dan tidak ada lagi perajurit berjaga, Puspa Dewi melepaskan Ki Suramenggala dan berkata,
"Ki Suramenggala, kalau Andika berani lagi mengganggu Ibuku, aku tidak akan mengampunimu!" Setelah berkata demikian, Puspa Dewi melompat jauh dan berlari cepat meninggalkan Ki Suramenggala yang kini dapat bernapas lega. Dia terbebas dari ancaman maut, akan tetapi juga dia merasa kehilangan muka karena tadinya Ki Tumenggung Suramenggala dikenal selain sebagai ayah kandung Sang Adipati Wengker, juga sebagai seorang yang sakti! Maka, dia tidak kembali ke istana, melainkan diam-diam pulang ke rumahnya sendiri.

**** ****

Lanjut ke Jilid 037 ►►►►
◄◄◄◄ Kembali

No comments:

Post a Comment