Ads

Tuesday, January 29, 2013

Perawan Lembah Wilis Jilid 012

<<== Kembali <<==

Kakek itu bukan lain adalah Ki Brejeng, bekas anak buah Dibyo Mamangkoro. Seperti telah kita ketahui di bagian depan cerita ini, Ki Brejeng telah menjadi anak buah Raden Sindupati pemimpin pasukan Blambangan dan telah ikut menjalankan siasat membujuk dan mempengaruhi Endang Patibroto sehingga wanita yang bernasib malang itu terbujuk ikut dengan rombongan itu ke Blambangan. Ketika rombongan tiba di lembah Sugai Menjangan, malam telah tiba dan mereka membuat pesanggrahan darurat di situ. Malam harinya, Raden Sindupati yang tak dapat menahan lagi nafsu hatinya yang sudah tergila-gila akan kecantikan Endang Patibroto, diam-diam dibantu oleh beberapa orang anak buahnya hendak menyergap wanita itu dengan menggunakan racun memabukkan dalam makanan yang dihidangkan kepada wanita itu. Akan tetapi, Ki Brejeng yang merasa sayang kepada murid bekas junjungannya, tahu akan hal ini dan segera mencegahnya. Dia diam-diam masih amat setia kepada Dibyo Mamangkoro dan karena itu setia pula kepada Endang Patlbroto. Biarpun ia mau diajak menipu Endang Patibroto, namun diam-diam ia selalu memasang mata dan bersiap melindungi puteri yang dikasihinya ini.

"Demikianlah, raden.............. aku mengganti makanan yang disuguhkan gusti puteri sehingga usaha keji Raden Sindupati itu tak berhasil. Akan tetapi...... . mereka mengetahui perbuatanku ini maka ketika malam itu aku tidur, mereka menyergap. Sia-sia aku melawan. Mereka sakti dan akhirnya aku roboh tertikam kerisku sendiri yang terampas oleh Raden Sindupati,. Setelah sadar, aku mendapatkan diriku di dalam sumur sampai tiga hari tiga malam. Kebetulan kau dapat menolongku keluar..............
Adipati Tejolaksono terkejut dan diam-diam ia makin kagum. Kakek ini hebat sekali. Terluka begitu parah masih dapat bertahan untuk hidup selama tiga hari tiga malam di dasar sumur!

"Akan tetapi, paman. Mengapakah paman Brejeng berada dalam rombongan Sindupati dan mengapa pula Endang Patibroto ikut bersama kalian?"

Dengan napas terengah-engah Ki Brejeng menceritakan riwayatnya, kemudian ia mulai menceritakan semua peristiwa yang terjadi, semua siasat Blambangan yang mempergunakan Wiku Kalawisesa untuk menyebar maut di antara para ponggawa kedua kerajaan dan betapa siasat itu selanjutnya menimpakan kesalahan di pundak Endang Patibroto, menyebar desas-desus kemudian betapa Enbang Patibroto tertipu oleh penuturan Wiku Kalawisesa untuk mengadu domba dia dengan Pangeran Darmokusumo. Adipati Tejolaksono terheran-heran dan bukan main marahnya mendengar semua siasat jahat Blambangan itu.

"Demikianlah.............. dia.............. dia terbujuk.............. ikut ke Blambangan dan...... dan ...... ah, nasibnya tentu ..... tertimpa bencana hebat di sana.............. aku.............. aku tak berhasil.............. aaaahhhhh!" Tubuh tinggi besar itu mengejang lalu lemas dan habislah riwayat Ki Brejeng karena nyawanya telah meninggalkan badannya.

Adipati Tejolaksono bangkit berdiri, mengepal tinju. Tak salah dugaannya. Blambangan yang berdiri di belakang semua peristiwa di Jenggala dan Panjalu itu, dan Endang Patibroto yang menjadi korban. Ia menyesal sekali mengapa Ki Brejeng keburu tewas sehingga ia tidak dapat bertanya lebih jelas. Ia tidak tahu bagaimana jadinya dengan Pangeran Panjirawit, Endang Patibroto. Dalam cerita yang singkat dan terputus-putus tadi, Ki Brejeng tidak menyebut-nyebut.nama Pangeran Panjirawit dan dia sendIri yang pikirannya penuh dengan Endang Patibroto tidak ingat pula untuk menanyakannya. Kalau Endang Patibroto terkena bujukan orang-orang Blambangan, ia masih dapat menerimanya karena ia tahu bahwa Endang Patibroto yang tentu marah sekali karena dituduh melakukan pembunuhan-pembunuhan itu kemudian diadu domba dengan fihak Panjalu, tentu marah kepada kedua kerajaan itu dan mudah dihasut oleh orang Blambangan. Akan tetapi, mengapa Pangeran Panjirawit tidak mencegahnya? Tentu pangeran itu tidak sudi melakukan pengkhianatan, tidak sudi bersekutu dengan Blambangan. Apakah pangeran itu tidak bersama Endang? Kalau begitu, ke mana gerangan perginya setelah berhasil diselamatkan Endang Patibroto dari dalam penjara?

"Tidak perlu bingung, paling perlu mengejar dan menyusul ke Blambangan!” pikirnya. "Endang Patibroto harus ditolong, kemudian bersama wanita itu datang menghadap kedua kerajaan untuk memberi laporan tentang keadaan sebenarnya yang telah terjadi." Setelah berpikir demikian Adipati Tejolaksono menggali sebuah lubang dan mengubur mayat Ki Brejeng. Ia melakukan hal ini karena mengingat akan jasa dan budi Ki Brejeng terhadap Endang Patibroto. Setelah selesai, menjelang pagi ia melanjutkan perjalanan. Ke Blambangan.

**** 012 ****

==>> Perawan Lembah Wilis Jilid 013 ==>>
<<== Kembali <<==

No comments:

Post a Comment