Ads

Friday, February 22, 2013

Perawan L:embah Wilis Jilid 070

<<== Kembali <<==

"Jangan khawatir, Rakanda Patih. Kami akan bersikap hati-hati sekali dan tidak hanya kami berdua yang menyelidik, melainkan kami akan berusaha menyebar barisan penyelidik ............ "

Ucapan Pangeran Panji Sigit ini terhenti karena pengawal memberi tahu akan kedatangan Pangeran Darmokusumo bersama isterinya. Mereka ini datang berkunjung setelah mendengar bahwa Endang Patibroto telah "pulang" ke rumah suaminya yang baru, yaitu Patih Tejolaksono. Seperti telah diketahui, baik Pangeran Darmokusumo maupun isterinya keduanya adalah sahabat-sahabat baik Endang Patibroto. Di waktu mudanya, isteri pangeran ini yang bernama Puteri Mayagaluh adalah sahabat baik Endang Patibroto (baca Badai Laut Selatan), bahkan puteri ini adalah adik kandung mendiang Pangeran Panjirawit. Adapun Pangeran Darmokusumo sendiri, seorang pangeran terkemuka dari Panjalu, pernah bekerja sama dengan Endang Patibroto ketika mereka berdua memimpin pasukan menyerbu Blambangan beberapa tahun yang lalu. Pertemuan ini pun mengharukan, juga amat menggembirakan.

Percakapan mengenai pengalaman mereka masing-masing membawa ke persoalan negara, yaitu Kerajaan Jenggala yang sedang diliputi mendung gelap. Terutama sekali Puteri Mayagaluh dan adik tirinya, Pangeran Panji Sigit, keduanya menundukkan muka dan merasa prihatin sekali kalau memikirkan keadaan ayah mereka, sang prabu di Jenggala yang sudah sepuh itu, yang kini seolah-olah berada dalam cengkeraman iblis jahat!

Ketika percakapan tiba pada persoalan diculiknya Retna Wilis, Pangeran Darmokusumo yang sudah kurang lebih lima puluh tahun usianya itu berkata sambil mengerutkan alisnya,

"Nini Bumigarba? Wajahnya tertutup halimun kehitaman? pernah aku mendengar dongeng wanita sakti yang mukanya selalu tertutup halimun, namanya Dewi Sarilangking ............ “

"Itulah dia!!" Endang Patibroto berseru. "Dewi Sarilangking yang sekarang bernama Nini Bumigarba, kepandaiannya hebat ............ !"

Pangeran Darmokusumo mengangguk-angguk. Ketika ia mendengar niat Pangeran Panji Sigit untuk bersama isterinya pergi mencari jejak, ia berkata.

"MEMANG seharusnya dilakukan penyelidikan. Kurasa masih ada hubungannya peristiwa ini dengan kekacauan di Jenggala. Biarlah aku akan mengerahkan pasukan-pasukan istimewa bagian penyelldik yang sudah berpengalaman untuk meneliti dan mencari jejak ke mana dibawanya Retna Wilis."

Tiba-tiba Endang Patibroto berkata dengan muka merah,
"Kita semua sudah mendengar dan melihat kenyataan bahwa Jenggala berada dalam
cengkeraman iblis-iblis laknat, bahkan fihak mereka telah berhasil menyelundupkan seorang manusia terkutuk seperti Warutama menjadi patih di Jenggala. Mau tunggu kapan lagi? Sebaiknya kita langsung menyerbu Jenggala dan membersihkan oknum-oknum pengacau itu, membinasakan dan membasmi mereka. Biarlah aku sendiri yang akan menghadap sang prabu di Panjalu untuk memimpin pasukan menghancur leburkan mereka itu!!"

Tejolaksono bertukar pandang dengan Pangeran Darmokusumo. Mereka berdua menahan senyum karena mereka telah mengenal watak wanita ini yang ternyata tidak berubah banyak. Dan mereka yakin bahwa kalau wanita ini memimpin pasukan menyerang ke Jenggala, pasti akan terjadi geger, sungguhpun sekali ini hasilnya belum dapat dipastikan mengingat betapa musuh menggunakan banyak orang-orang yang sakti.

"Aku sendiri pun telah mengajukan usul seperti itu, akan tetapi tidak diterima oleh gusti sinuwun. Dan memang kalau dipikir secara mendalam, penyerbuan dengan pasukan itu bisa menimbulkan salah duga, disangka Panjalu menyerang Jenggala. Musuh telah mempergunakan siasat halus, dan jalan satu-satunya menghadapi mereka dengan diam-diam pula," kata Tejolaksono.

"Tepat seperti yang dikatakan Adinda Patih Tejolaksono, biarlah saya yang menghadap Ramanda Prabu dan mohon perkenan beliau untuk membentuk pasukan rahasia yang tugasnya menentang para pengacau di Jenggala dengan secara rahasia dan diam-diam. Dan kita harus mengadakan kontak dengan orang-orang Jenggala sendiri yang masih setia kepada paman prabu dan bibi ratu di Jenggala agar perjuangan pasukan rahasia ini akan dapat berhasil."

Keluarga yang terdiri dari orang-orang sakti mandraguna ini mengadakan perundingan dan akhirnya diambil keputusan mengangkat Pangeran Darmokusumo sebagai pemimpin pasukan rahasia yang akan dibentuk, sedangkan Patih Tejolaksono menjadi komandan pasukannya dibantu oleh Endang Patibroto.

Akhirnya, keluarga Tejolaksono yang cerai-berai tidak karuan itu kini dapat berkumpul kembali, sungguhpun belum lengkap. Pusporini masih belum ada kabarnya, Bagus Seta masih belum diketahui berada di mana, sedangkan Retna Wilis pun lenyap digondol nenek iblis tanpa diketahui ke mana dibawanya.. Akan tetapi, berkumpulnya kembali Tejolaksono dan Endang Patibroto merupakan hal yang selain menggembirakan semua orang termasuk Ayu Candra, juga mendatangkan semangat dan kelegaan hati.

Semua orang, termasuk Pangeran Darmokusumo sendiri, merasa bahwa kalau kedua orang sakti yang saling mencinta ini bersatu, tidak akan ada kesulitan yang takkan dapat mereka atasi! Dan buktinya, begitu Endang Patibroto tiba, terus saja terbentuk pasukan rahasia yang tadinya tak pernah disinggung-singgung oleh Tejolaksono yang agaknya kehilangan semangat.

Kini, dengan hati girang Ayu Candra mendapat kenyataan betapa suaminya telah pulih kembali semangatnya, tidak pernah melamun, wajahnya selalu berseri, bahkan kalau menyinggung soal belum kembalinya Pusporini, Bagus Seta, dan Retna Wilis, ia kini penuh harapan seolah-olah kehadiran Endang Patibroto telah mempertebal keyakinan dan kepercayaan akan diri sendiri!

Sebagai langkah pertama dari pasukan rahasia ini, Pangeran Darmokusumo mengutus lima belas orang ahli-ahli penyelidik pilihan yang gagah perkasa untuk menyelundup ke Kota Raja Jenggala melakukan penyelidikan akan keadaan pengaruh jahat yang mencengkeram Jenggala, sedangkan Pangeran Panji Sigit bersama isterinya, Setyaningsih, menyamar sebagal rakyat biasa, memimpin selosin orang perajurlt pilihan untuk mulai dengan tugas mereka mencari jejak Nini Bumigarba yang membawa lari Retna Wilis.

**** 070 ****

==>> Perawan Lembah Wilis Jilid 071 ==>>
<<== Kembali <<==

No comments:

Post a Comment