Ads

Tuesday, January 29, 2013

Perawan Lembah Wilis Jilid 015

<<== Kembali <<==

"Diajeng Endang Patibroto, jantungku masih berdebar seakan-akan hendak pecah kalau kuingat betapa keselamatan adinda terancam maut yang mengerikan tadi! Ketahuilah, bahwa biarpun kami tidak berhasil menangkap si penjahat Tejolaksono atau siapapun dia yang menyerbu kamar adinda, akan tetapi aku diam-diam selalu menaruh penyelidik dan mata-mata di sekitar istana untuk mengawasi gerak-gerik yang mencurigakan. Semalam, demikian menurut penyelidikku, terlihat pelayan laknat itu mengadakan pertemuan dengan seorang yang tak dikenal di taman. Ketika para penyelidik hendak menyergap, orang itu berkelebat Ienyap cepat sekali. Para penyelidik segera melapor kepadaku dan aku menjadI curiga kepada pelayan itu. Semalam aku tidak tidur memikirkan segala kemungklnan dan akhirnya aku teringat bahwa pelayan yang bertugas melayani makan minummu itu tentu hendak melakukan sesuatu atas perintah musuh keparat itu. Aku menghubungkan segala sesuatu dan mengambil kesimpulan bahwa mungkin si jahat itu hendak meracunimu. Cepat-cepat aku lalu berlari ke sini dan syukur bahwa kau belum makan atau minum sarapanmu!" Kembali ia menggigil.

Endang Patibroto tersenyum. Terharu juga hatinya. Senopati muda ini benar-benar amat memikirkan keselamatannya sehingga menyiksa diri sendiri sedemikian rupa. Karena terharu dan berterima kasih, ia mengulurkan tangan dan menyentuh tangan senopati itu di atas meja.

"Terima kasih, kakang Sindupati. Engkau memang baik sekali terhadap diriku."
Sindupati cepat memegang tangan yang halus itu dan meremas jari-jari tangan Endang Patibroto.

"Diajeng ...... aku......... aku menyediakan nyawaku untukmu dan….”

Endang Patibroto menarik tangannya terlepas dari genggaman Sindupati.
"Kakang Sindupati," katanya cepat-cepat memotong kalimat yang diucapkan senopati itu, "sungguh amat disayangkan bahwa kakang terburu nafsu tadi. Kalau saja pelayan itu tidak dibunuh dan kini masih hidup, tentu kita dapat memaksanya mengaku siapa orangnya yang menyuruh dia menaruh racun dalam sarapanku."

Wajah yang tampan itu kelihatan marah sekali, matanya bersinar-sinar.
"Siapa dapat menahan kemarahan, diajeng? Melihat dia hendak meracunimu! Aku sudah cukup bersabar. Kalau tidak melihat dia seorang wanita tua, sudah kuhancurkan kepalanya tadi! Akan tetapi jangan khawatir, diajeng, aku sudah mempunyai siasat yang baik sekali, yang dapat memastikan keluarnya penjahat itu!"

Endang Patibroto maklum bahwa senopati di depannya ini, di samping kesaktiannya, juga memiliki kecerdikan luar biasa, maka ia segera memandang penuh perhatian dan bertanya,

"Bagaimana siasatmu, kakang Sindupati?"

"Beginilah seharusnya diatur. Sudah jelas bahwa siapapun, adanya orang yang malam itu mendatangimu, dan mungkin sekali Adipati Tejolaksono melihat dari kesaktiannya dan aji pukulan Pethit Nogo seperti yang adinda katakana kini berada dalam persembunyiannya dan masih berada dalam kota raja. Dan jelas pula bahwa dia tentu menanti saat yang baik untuk bertemu dengan engkau, karena kalau menghadapi pengeroyokan semua senopati dan pengawal, tentu dia tidak berani, betapapun juga hebat kepandaiannya. Oleh karena itu, tiada jalan lain kecuall memancingnya keluar dari tempat persembunyiannya dan satu-satunya orang yang dapat memancingnya keluar, adalah diajeng sendiri."

Endang Patibroto mengangguk-angguk akan tetapi keningnya yang kecil panjang dan hitam seperti dilukis itu berkerut. Sebagai seorang yang mengutamakan kegagahan ia tidak suka akan segala macam siasat. Akan tetapi, iapun tahu bahwa ucapan ini mengandung kebenaran. Kalau tidak keliru dugaannya, tentu Joko Wandiro sedang menanti kesernpatan untuk turun tangan terhadap dirinya, dan karena maklum bahwa dia merupakan lawan tanding dan berat, tentu saja Joko Wandiro berlaku hati-hati dan tidak sembrono.

Memang benar kalau sampai dikeroyok, betapapun saktlnya Joko Wandiro, tidak mungkin dapat menang. Kebenciannya terhadap Joko Wandiro sudah bertambah-tambah ketika terdapat bukti bahwa ia hendak diracun tadi, sungguhpun ia masih meragu apakah Joko Wandiro sudi melaksanakan hal semacam itu, hal yang amat pengecut dan rendah sedangkan ia tahu betul bahwa Joko Wandiro bukan seorang pengecut, apalagi berjiwa rendah!

"Bagaimana rencanamu untuk memancingnya, kakang Sindupati?"

"Malam ini juga sebaiknya diajeng keluar dari istana dan berada seorang diri di tempat yang sunyi. Untuk itu, menurut rencanaku, taman istana merupakan tempat yang amat baik. Kalau diajeng muncul pada malam hari di ternpat sunyi seorang diri, aku merasa yakin bahwa penjahat itu tentu akan muncul. Aku akan mengepung tempat itu dan kalau dia muncul, kita maju menangkapnya. Orang ini harus ditangkap untuk diperiksa dan dIketahui apa maksud datangannya di Blambangan. Gustl adipati ingin sekalI mengetahui, karena selain hendak mencelakai diajeng, siapa tahu dia adalah seorang mata-mata Jenggala atau Panjalu yang berbahaya."

Di dalam hatinya, Endang Patibroto kurang setuju. Akan tetapi ia tidak melihat cara lain untuk menghadapi Joko Wandiro. Ia sendiripun ingin melihat orang itu tertangkap, ingin melihat Joko Wandiro dikalahkan untuk memuaskan hatInya yang diracuni kebencian. Kalau Joko Wandiro memusuhinya dan menjadi utusan Pangeran Darmokusumo untuk membunuhnya, mengapa ia harus ragu-ragu untuk membantu Sindupati menangkap Joko Wandiro?

"Baiklah, malam nanti aku akan berada di dalam taman."

"Sebaiknya menjelang tengah malam jika semua penghuni istana sudah tidur, agar jangan meragukan hati penjahat itu diajeng.”

Endang Patibroto setuju dan berundinglah mereka berdua untuk menghadapi dan menangkap Joko Wandiro atau Adlpati Tejolaksono seperti yang diduga penuh keyaklnan oleh wanita sakti ini. Dengan hati girang Raden Sindupati lalu meninggalkan tempat itu untuk melakukan persiapan. Ia menghubungi para senopati yang memiliki ilmu kepandaian tinggi, juga Ki Patih Kalanarmodo dan Mayangkurdo, kemudian mempersiapkan pula seratus orang perajurit pilihan termasuk dua losin barisan anak panah yang mengepung taman sari dengan busur dan anak panah siap di tangan masing-masing.

**** 015 ****

==>> Perawan Lembah Wilis Jilid 016 ==>>
<<== Kembali <<==

No comments:

Post a Comment